Jumat, 25 Desember 2015

Tes

11- Abu Bakar Bermimpi


Oleh: Said Al Qasam







Dalam kitab An Nawaadir karya Imam Al Qulyubi disebutkan:

Suatu malam Khalifah Abu Bakar Asshiddiq (Radliyallahu 'Anhu) bermimpi dalam tidurnya. Kemudian beliau menangis dalam mimpinya itu. Sehingga tangisannya sampai terdengar keluar rumahnya. Kebetulan Sayyidina Umar bin Khatthab (Radliyallahu 'Anhu) sedang lewat mendengar tangisannya dan mengetuk pintu rumah beliau. Khalifah Abu Bakar membuka pintu dengan air mata yang masih berlinang. Kemudian Sayyidina Umar bertanya :
"Mengapa engkau menangis ?".
Lalu Khalifah Abu Bakar mejawab : "Kumpulkanlah para sahabat ada hal penting yang harus aku sampaikan".

Sayyidina Umar mengumpulkan seluruh sahabat, kemudian Khalifah Abu Bakar bercerita :

"Sungguh aku bermimpi bahwa hari kiamat sedang terjadi dan aku melihat banyak orang dengan wajah bersinar berada diatas mimbar-mimbar yang terbuat dari cahaya.
Aku bertanya kepada malaikat : "Siapa gerangan mereka?".
"Mereka para nabi-nabi terdahulu sedang menunggu Nabi Muhammad (shallahu 'alaihi wa sallam), sebab syafaat berada ditangan beliau." jawab malaikat.
"Lalu dimana beliau sekarang ?, tolong bawa aku padanya, aku pelayan dan sahabatnya."
 Lalu malaikat membawaku menemui Nabi Muhammad (shallahu 'alaihi wa sallam). Kemudian aku melihat Nabi sedang berada didepan 'Arsy dengan menengadahkan tangan kanan dan tangan kirinya diarahkan ke pintu neraka untuk menutupnya (agar ak terbuka) serta berdoa : "ilaahiy ummatiy, ilaahiy ummati, ilaahiy ummati (Tuhanku selamatkanlah umatku)".
"Diantara mereka ada Ulama, Orang-orang Sholeh, Jama'ah Haji dan Umroh dan Orang-orang yang berjihad dijalan-Mu".

Kemudian terdengar suara memanggil :
"Yaa Muhammad, engkau menyebut golongan yang ta'at dan engkau tak menyebut golongan yang lain.",
"coba sebutkanlah orang-orang dhalim, pemabuk, pezina dan pemakan riba diantara mereka.".
Nabi bersabda : "Yaa Tuhanku, mereka ada juga seperti yang Engkau firmankan.",
 "Tapi diantara mereka tidak ada seorangpun yang menyekutukan-Mu, tak menyembah selain-Mu, tak menyebut-Mu mempunyai putera dan mereka tidak menyimpang dari tauhid kepada-Mu."


"Maka terimalah syafa'atku untuk mereka, kasihanilah tangisanku untuk mereka dan jadikanlah kesedihanku ini kebahagiaan untuk mereka."

(Mendengar munajatnya) Aku berkata kepada Nabi (shallahu 'alaihi wa sallam) :
 "Kasihanilah dirimu juga wahai Nabi..!!!".
 Beliau Nabi menjawab :
"Yaa Aba Bakr, aku bersimpuh dihadapan Tuhanku agar aku diizinkan mensyafaati semua umatku".
Dan ketika Nabi akan melanjutkan sabdanya engkau membangunkanku dengan ketukan pintu wahai Umar. (jadi aku tidak mengetahui apakah beliau diizinkan mensyafaati semua atau sebagian umatnya).

Tiba-tiba terdengar suara menggema dari dalam rumah : "Tuhanku mengizinkan aku mensyafaati seluruh umatku, Tuhanku mengizinkan aku mensyafaati seluruh umatku,
Tuhanku mengizinkan aku mensyafaati seluruh umatku wahai Aba Bakr."
Mendengar suara itu Khalifah Abu Bakar (Radliyallahu 'Anhu) dan Sahabat Umar (Radliyallahu 'Anhu) berkata lega : "Alhamdulillaah...!!!"

Kamis, 24 Desember 2015

10- Peutuah Penting Abu Kuta Krueng


Oleh Said Al Qasam






ABU Kuta Krueng mengingatkan setiap muslim untuk menuntut ilmu agama. Katanya, ilmu akan menjadi ‘pembimbing’ untuk mengarungi kehidupan dunia serta membedakan yang benar dan yang salah. Dengan ilmu yang benar, seseorang akan mendapatkan tuntunan dan kemuliaan untuk menempuh jalan menuju surga-Nya.

Allah SWT juga akan mengangkat derajat bagi mereka-mereka yang mau mencari, mengamalkan, mengajarkan, dan bersabar diatas ilmu yang ia miliki. Ilmu agama adalah sarana taqwa dan jalan menuju syurga.

bila berjalan pada arah yang benar dan mendapat petunjuk Allah, insya Allah kita tak sesat,”kata Abu Kuta Krueng, yang juga Pimpinan Dayah Darul Munawwarah, Kuta Krueng Bandar Dua, Pidie Jaya.

Ulama karismatik Aceh ini menambahkan, dayah-dayah di Aceh merupakan tempat menimba ilmu tauhid, ilmu fiqah dan segala yang dihajati oleh para sahabat Nabi.

“Maka bersungguh-sungguhlah belajar, dan bersungguh dalam mengajar dan menjadi amal kebaikan dunia akhirat. Mudah-mudahan Allah selalu memberi petunjuk, jalan yang lurus kepada kita semua, walilahilham,” kata Abu Kuta Krueng.

Dengan adanya ilmu agama pula, tambah Abu, maka ia akan mampu menjadikan dunia sebagai bagian dari jembatan untuk menuju kehidupan yang lebih abadi yakni akhirat kelak.


“Luruskan niat, persiapkan bekal menuju negeri akhirat kelak. Mudah-mudahan menjadi orang yang bahagia di dunia dan dikumpulkan dalam barisan orang-orang yang dicintai Allah nantinya dalam syurga,”tutup Abu Usman.

Selasa, 22 Desember 2015

09- Malaikat Pelindung

Oleh Said Al Qasam







Suatu ketika ada seorang bayi yang siap untuk dilahirkan. Maka ia bertanya kepada Tuhan, "Ya Tuhan, Engkau akan mengirimku ke bumi. Tapi aku takut, aku masih sangat kecil dan tak berdaya. Siapakah nanti yang akan melindungiku di sana?".

Tuhan pun menjawab, "Tak apa, malaikatmu itu akan selalu menyenandungkan lagu untukmu dan dia akan membuatmu tersenyum setiap hari. Kamu akan merasakan cinta dan kasih sayang dan itu semua pasti akan membuatmu bahagia". Namun si kecil bertanya lagi, "Bagaimana aku bisa mengerti ucapan mereka, jika aku tak tahu bahasa yang mereka pakai ?"

Tuhan pun menjawab, "Malaikatmu itu akan membisikkanmu kata-kata yang paling indah, dia akan selalu sabar ada di sampingmu dan dengan kasihnya dia akan mengajarkanmu berbicara dengan bahasa manusia". Si kecil bertanya lagi, "Lalu bagaimana jika aku ingin berbicara padaMu ya Tuhan ?"


Tuhanpun kembali menjawab, "Malaikatmu itu akan membimbingmu. Dia akan menengadahkan tangannya bersamamu dan mengajarkanmu untuk berdoa". Lagi-lagi si kecil menyelidik, "Namun aku mendengar di sana ada banyak sekali orang jahat, siapakah nanti yang akan melindungiku ?"

Tuhanpun menjawab, "Tenang, malaikatmu akan terus melindungimu walaupun nyawa yang menjadi taruhannya. Dia sering akan melupakan kepentingannya sendiri untuk keselamatanmu". Namun si kecil ini malah sedih, "Ya Tuhan, tentu aku akan sedih jika tak melihatMu lagi".

Tuhan menjawab lagi, "Malaikatmu akan selalu mengajarkanmu keagunganKu dan dia akan mendidikmu bagaimana agar selalu patuh dan taat padaKu. Dia akan selalu membimbingmu untuk selalu mengingatKu. Walau begitu Aku akan selalu ada di sisimu".

Hening. Kedamaian tetap menerpa surga. Namun suara-suara panggilan dari bumi terdengar sayup-sayup. "Ya Tuhan aku akan pergi sekarang, tolong sebutkan nama malaikat yang akan melindungiku..."

Tuhanpun kembali menjawab, "Nama malaikatmu tak begitu penting. Kamu akan memanggilnya dengan sebutan : IBU".

08-Buat Ukhti Remaja




Oleh Said Al Qasam








Duhai wanita,
Engkau tiada perlu memakai begitu banyak perhiasan,
karena engkau adalah perhiasan itu sendiri..



Kecantikan yang kau jaga dengan menghijabinya,
akan menghantarmu pada kemuliaan.
Dan sebaliknya jika tak kau hijabi,
maka akan menghantarmu pada kehancuran.


Engkau tak perlu menampakkan keindahanmu duhai wanita,
karena dengan sendirinya keindahan itu
akan tertampakkan pada caramu menghijabi diri


Hijabmu yang menjuntai,
dan akhlaq yang tertata membuat iri
sekaligus pembangkit semangat bagi wanita lain
yang ingin sepertimu bahkan melebihi mu


Keshalehan adalah keindahanmu..
Berbinar cemerlang bak mutiara..
Santunmu bagai cermin bagi yang memandang.


Dari begitu banyaknya perhiasan didunia,
jadilah engkau  sebaik-baik perhiasan,
yakni sosok wanita saleha.
Beribu lelaki pencinta kesolehanpun,
berebut ingin memilikimu


Wanita salehah,
wujud cintanya pada ALLAH adalah ketundukan dan ketaatan pada syariaNYA.
Ia bagi teman salehah adalah yang mampu mengingatkan dalam kebenaran dan kebaikan.
Ia bagi anaknya adalah madrasah yang tak kenal lelah dalam membimbing.
Ia bagi lingkungannya adalah contoh teladan bagi tiap wanita.
Dan ia bagi suaminya adalah partner yang mengokohkan dalam
menempuh dan meraih ridho ilahi.


Duhai wanita, gadis remaja, ukhti muslimah..
jadilah sebaik baik perhiasan dunia.
Agar selamat dunia ini dari kehancuran

07-Benarkah Isbal Haram?

Oleh Said Al Qasam





Benarkah Isbal Haram?
Benarkah Isbal Haram?
Dan benarkah pula ancamannya adalah neraka?


Jawaban:

*****

Berdasarkan pengertian dari Hadis, Isbal adalah memanjangkan pakaian (sarung / celana) di bawah mata kaki hingga menyentuh tanah. Hadis-hadisnya sangat banyak sekali, diantaranya:


ثلاث لا يكلمهم الله يوم القيامة ولا ينظر إليهم ولا يزكيهم ولهم عذاب أليم المسبل إزاره والمنان الذى لا يعطى شيئًا إلا منة والمنفق سلعته بالحلف الكاذب (رواه مسلم رقم 106)

*****


“Ada 3 orang yang tak akan dilihat oleh Allah di hari kiamat dan tidak dibersihkan oleh Allah, serta mereka mendapat adzab yang pedih yaitu orang yang melakukan Isbal (memanjangkan pakaiannya), orang yang mengungkit-ungkit pemberiannya dan orang yang bersumpah palsu atas dagangannya” (HR Muslim No 106). Dan hadis:

مَا أَسْفَلَ مِنَ الْكَعْبَيْنِ مِنَ الإِزَارِ فَفِى النَّارِ (رواه البخاري رقم 5787)

“Pakaian yang dibawah mata kaki maka ada di neraka” (HR Bukhari No 5787)


Namun hadis-hadis diatas masih umum, dan terdapat sekian banyak hadis yang mentakhsis (membatasi) keumumannya. Diantaranya:


لا ينظر الله يوم القيامة إلى من جر إزاره بطرا (رواه البخاري رقم 5451 )

لا ينظر الله إلى من جر ثوبه خيلاء (رواه مسلم رقم 2085)

“Allah tak akan melihat seseorang di hari kiamat yang memanjangkan pakaiannya (Isbal) secara sombong” (HR Bukhari No 5451 dan Muslim No 2085).


Ketika Rasulullah bersabda demikian, kemudian Abu Bakar bertanya:


فقال أبو بكر إن أحد شقي ثوبي يسترخي إلا أن أتعاهد ذلك منه ؟ فقال رسول الله صلى الله عليه و سلم إنك لن تصنع ذلك خيلاء (رواه البخاري رقم 3465)


“Sesungguhnya salah satu sisi pakaian saya memanjang ke bawah kecuali kalau saya menjaganya? Rasulullah saw menjawab:


“Kamu melakukan itu tak karena sombong” (HR Bukhari No 3465). Artinya Rasulullah memberi keringanan bahwa jika Isbal dilakukan tidak bertujuan sombong adalah diperbolehkan.

Dengan demikian hukumnya Isbal tak haram dan faktor keharamannya adalah “Sombong”. Maka mengangkat pakaian diatas mata kaki adalah sunah, bukan wajib. Penjelasan ini diulas oleh Imam Nawawi dalam Syarah Muslim 1/128.

Senin, 21 Desember 2015

06--NamaMu Muhammad






Oleh Said Al Qasam










Namamu Muhammad,
Yang Terpuji dikalangan Yang Dipuji,
12 Rabi'ul Awal tanggal kelahiranmu,
duhai Sang Nabi,
Membawa rahmat seluruh Alam ini,
Puteranya Si Abdullah dan Aminah yang dicucuri (rahmat),
Pemberi Syafaat seluruh ciptaan Ilahi.
Demi Allah,
Seandainya engkau, wahai Rasulullah, melihatku,
Pasti engkau akan menitiskan air matamu,
Sedih dengan peribadiku,
Namun ~
Engkau senantiasa meminta ampun buat kami,
Pada setiap malam tanpa henti,
Malangnya, kami tak putus-putus membuat dosa,
Sedangkan tiap malam engkau mendoakan kami,
Meminta pengampunan dari Ilahi,
Atas segala dosa kami.
Namun, kami sia-siakannya dengan maksiat kami,
Kami musnahkannya dengan zunub (dosa) kami,
Adakah kami layak menjadi umatmu, Wahai Sang Penghulu Nabi ?
Engkau Kekasih Allah,
Kami adalah umatmu wahai Habiballah,
Ini bermakna kami adalah Hamba Allah,
Akan tetapi, kami kadang-kadang menjadi musuh Allah tanpa disedari,
Kami ingkar suruhanNya, langgar laranganNya,
Lupakan sunnahMu bahkan alpa dengan duniawi,
Apakah layak kami memohon syafaatmu ?
Namun, kami tak malu meminta syafaatmu nanti,
Sedangkan perbuatan (maksiat) kami amatlah buruk sekali,
Engkau adalah udara (bagaikan) buat kami,
Engkau adalah hujan buat tanaman kami,
Engkau adalah matahari pada siang hari,
Engkau adalah bulan pada malam hari,
Engkau adalah langit dalam menaungi kami.
Sungguhpun begitu,
Kami ini hina sekali,
Kami tak dapat menjadi tumbuhan yang mekar dengan kecintaan udara,
Kami bukanlah tanaman yang subur dengan berkat titisan hujan,
Kami menjadi biasa bayang-bayang yang tiada terkena cahaya, (kerana kekotoron diri).
Kami bukanlah bintang yang senantiasa bersamamu,
Kami juga bukanlah awan yang berada padamu,
Kami hanyalah insan yang tak pernah kenal erti syukur dan redha,
Oh Alangkah hinanya diri kami,
duhai Pemberi Syafaat kami.
Ya Rasulullah,
Adakah terdapat syafaat buat kami?
Buat umatmu pada zahir ini, (Kita hanya nelambangkan zahir umat baginda, tetapi bukan pada roh kita)
Atau... kami tak akan menerimanya ?
Allah ~
Celakalah badankami,
serta roh kami,
Andaikata kami tak bisa melihatmu,
Tak bisa memelukmu, menciummu... Alangkah ruginya ~
Muhammad Rasulullah SAW
Oh Rasul Mulia,
Apa guna seluruh keindahan dan kemewahan dunia yang ku miliki,
Jika kau tiada tersenyum melihatnya,
Apa makna kenikmatan syurga,
Jika engkau tiada dapat dipandang,
Apa guna setiap nafasku,
Jika engkau memalingkan wajahmu.
Apa guna wujud tanganku,
Andai engkau tidak memegang,
Apa guna langkah kakiku,
Andai ia tidak berjalan kepadamu,
Apa guna degup jantungku,
Andai ia tak merinduimu,
Apaguna aqal sihatku,
Andai ia tak pernah mengingatimu,
Apa makna seluruh Alam ini,
Andai engkau tak redha padaku.
Oh Ya Allah,
Hidupkanlah hati ini dengan mencintai KekasihMu,
Yang disangka mati padahal hidup disisiMu,
Yang sering mengingatimu setiap waktu, tanpa henti,
Yang hatinya hanya ada cinta, bukan benci,
Yang dirinya terdapat Al Quran, panduan kami,
Dialah, Dialah, Dialah Muhammad bin Abdullah SAW, Rasul Kami.
Selawat dan Salam buatnya,
Sebanyak sela nafas makhlukMu,
Sebanyak bilangan pokok di bumiMu,
Sebanyak butiran debu di tanahMu,
Sebanyak degupan jantung pada setiap detik waktu,
Seluas air di lautan dan langit nun terbentang,
Juga, Sederas darah mengalir di dalam badan,
Allahumma Salli 'ala Sayyidina Muhammad.
Tak lupa juga kepada ahli keluarga Tercinta baginda,
dan para Sahabat Mulia baginda,
Yang tiada henti membawa syariatnya,
Menegakkan agama senantiasa,
Walaupun dizalimi setiap ketika,
Merekalah yang berjuang dibawah panjinya,
Diakal orang lain ingin membunuhnya,
Merekalah yang dimuliakan oleh Kekasih Yang Mulia,
Di Sisi Tuhan Yang Maha Mulia.
Allahumma Salli 'ala Sayyidina Muhammad Wa 'ala Aali Sayyidina Muhammad.
Dengan Nurmu wahai Muhammad SAW,
Kami ada untuk mengikuti langkahmu,
Walau tak sempurna sepertimu,
Namun kami mahu menjadi umatmu,
Yang senantiasa merinduimu,
Yang apabila dibelah dan dilapah dada kami,
akan terbentanglah kalimah . . . .
LAA ILAAHA ILLALLAH MUHAMMADUR RASULULLAH.

05- Matinya Keadilan




Oleh  : Said Al Qasam








Saudaraku Yang Dirahmati Allah.




Hari ini, kukirimkan karangan mawar hitam tanda berkabung atas matinya keadilan.
Bagi rakyat jelata ia telah begitu mahal bagaikan untaian permata intan.
Bagai mencari jarum ditengah hamparan jerami di persawahan.
Sungguh betapa sulitnya hidup dalam naungan Tuhan.
****::
Betapa alam telah berikan pelajaran berharga.
Tentang bijaknya prilaku penghuni rimba.
Keseimbangan pun tetap terjaga.
Dan terjauh sifat serakah.
******
Adalah sebuah perbedaan.
Kala tujuan dibungkus ketamakan.
Ganasnya nafsu manusia melebihi hewan.
Segala kekayaan yang ada pun ingin dihabiskan.
****::
Betapa ketidakadilan telah lahirkan banyak kezaliman.
Peringatan Ilahi melalui peristiwa alam pun dikesampingan.
Tanda-tanda ketakseimbangan kehidupan yang terjadi disepelekan.
Maka tinggallah waktu manusia bumi akan rasakan azab dan kehancuran.
*******
Pembangkangan pada perintah Ilahi suburkan sifat sombong dan tamak.
Manusia yang tak berdaya dan lemah diperlakukan bagaikan budak.
Suburkan keserakahan pada harta dan perkuat sifat congkak.
Dan terhadap isyarat-isyarat yang akan seolah pekak.
****;;
Iblis tertawa dengan bertambahnya balatentara.
Terkabul sudah ribuan tahun semua cita-cita.
Untuk menambah pasukan pendurhaka.
Untuk jadi penghuni lembah neraka.
****;;
Dalam sekaratnya peradaban akhir.
Dengan hampanya agama bak orang fakir.
Dan dalam lemahnya alunan kidung ahli zikir.
Sedikit manusia kelak yang selamat di Yaumil Akhir.
******
Sungguh hidup dunia bagai anggur memabukkan.
Memberi kegembiraan dan tipuan kesenangan.
Membuat lupa pada pertanggung jawaban.
Yang kelak pasti manusia akan benarkan.

Minggu, 20 Desember 2015

04- Cinta Semu Dunia Maya

Oleh : Said Al Qasam








Duhai Ukhty...
Dirimu mengenal saya lewat Dunia
Maya..
Maka Saya adalah semu bagimu dan
Dirimu juga semu bagi Saya..
***-
Duhai Ukhty... Janganlah percaya pada Saya..
Fhoto Saya yang manis jelita bermata
indah dgn senyum menarik
Mungkin sahja hanya sebuah
rekayasa kamera sahja..
****
Duhai Ukhty... Saya adalah semu bagimu..begitupun Dirimu semu bagi saya..
*****
Bisa sahja Saya membuat status
indah yang menarik perhatiaanmu..
Dirimu merasa Saya adalah lelaki
shaleh atau Saya merasa status-
statusmu yg indah menarik perhatian saya..
Saya anggap Dirimu wanita shaleha.
******
.
Sungguh dirimu adalah bayang-
bayang samar yang tak nyata
bagi saya..
Karena hanya mata dan telinga
dari sebuah layar Android saya menilaimu..
******
Duhai Ukhty...
Seberapa yakinnya dirimu pada wujud nyata Saya di balik khayalanmu tentang sosok Saya..
****
Sungguh bahaya besar sedang mengintaimu dan Saya..atas
penilaian yg begitu cepat..

03- Surat Cinta Dari Allah "Al-Qur'an"

Oleh : Said Al Qasam








Saudaraku yang dirahmati Allah..
*****
siapa pun yang mendapat surat cinta pasti senang.
la akan baca berulang kali, dengan hati yang berdebar-debar.
Ada perasaan nikmat dalam hati. Maka rasa lelah pun jadi berubah semangat. Meskipun harus menangis karena takut kehilangan dan deru rasa rindu.
****
Tetapi, sadarkah kita bahwa sesungguhnya yang paling mencintai kita adalah Allah.
Bukankah Allah yang telah menciptakan kita menjadi manusia, tanpa kita minta?
*****
Bukankah Allah yang telah memberi kita mata, telinga, tubuh yang baik?
Bukankah Allah yang menciptakan untuk kita air, udara, sinar matahari, bulan, buah-buah dll.?
****
Dan nanti di akhirat Allah menyediakan untuk kita orang-orang yang beriman surga.
Padahal malaikat siang dan malam sujud dan ruku' tak dijanjikan masuk surga.
*****
Subhanallah,
betapa Engkau ya Allah sedemikian amat mencintai manusia.
Allah yang sangat mencintai kita, ternyata mengirimkan Surat Cinta kepada kita, berupa kitab Al-Qur'an yang terdiri dari 114 surat.
Di dalam Al-Qur'an, Allah banyak menyampaikan ungkapan-ungkapan cinta-Nya kepada kita, di samping memberikan petunjuk (huda), penjelasan (bayan), pembeda (furqan), cahaya (nur), obat (syifa'), tahmat, serta pedoman dan tata aturan (syir'ah wa minhaj).
****
Betapa mulianya kita manusia, makhlukyang lemah dan hina ini, ternyata dikirimi surat cinta oleh Allah.
Yang berisi petunjuk agar bisa hidup bahagia di dunia dan akhirat.
Tetapi betapa celakanya manusia, dikirimi surat cinta dari Penciptanya, namun disia-siakan. Tak dibaca.
Dibaca tapi tak dimengerti.
Dimengerti tapi diabaikan.
Hanya dibaca untuk orang mati, padahal surat itu untuk orang yang masih hidup.
Ingin hidup sukses, tapi tak mahu membaca Al-Qu'an.
Ingin masuk surga, tapi tak mahu mengikuti Al-Qur'an.
*****
Ramadhan adalah bulan diturunkannya Surat Cinta dari Allah itu.
Maka bulan Ramadhan adalah saat yang paling tepat untuk membacanya.
Biar sedikit yang kita baca asal faham, taklah mengapa.
Dan jangan dibalik, yang penting khatam meskipun tak faham.
Apa artinya membaca sepucuk surat kalau tak mengerti maksudnya.
****
Alhamdulillah terjemahan Al-Quran telah banyak, jangan disia-siakan itu semua.
*****
Saudara, mari kita baca Surat Cinta dari Allah dengan cara dan tujuan membaca yang benar sebagaimana kita membaca surat cinta.
Sekali lagi, yaitu dengan pemahaman. Selamat menikmati membaca Surat Cinta dari Allah.

02-Assalamu'alaikum Cinta

Oleh : Said Al Qasam







Assalamualaikum Cinta
Saya menyapamu dengan seksama
Saya memanggilmu sepenuh jiwa
Saya mengharapmu bersama berjuta asa.
******
.
Assalamualaikum Cinta
Jangan kau biarkan hadirmu sekejap mata
Jangan kau biarkan kebersamaan kita hanyalah sementara
Jangan kau biarkan saya kembali gundah gulita.
*****
.
Tanpa hadirmu hidup saya sulit terarah
Tanpa hadirmu laku saya hanyalah semu ibadah
Tanpa hadirmu hati saya terluka parah
Tanpa kebersamaanmu jiwa saya begitu mudah pasrah.
****
.
Cinta
Jangan biarkan saya terlelap dalam buaian cinta semu belaka
Karena saya akan semakin jauh dari arah hidup yang sebenarnya
Saya takut saat ajal tiba merenggut jiwa
Dalam keberadaan tak bersamamu duhai Cinta.
****
.
Ya Tuhan Sang Pemilik Cinta hakiki
Biarkan Cinta itu ada dalam diri
Karena saya begitu lemah tuk mengikatnya di dalam hati
Hanya kuasa-Mu lah yang membuatnya senantiasa terpatri.
*****
.
Tuhan
Biarkan Cinta ini menjadi teman
Karena dengan ini saya semakin nyaman
Dalam kesyahduan iman





01- Renungan Peradaban Zaman

Oleh: Said Al Qasam



Luka-luka itu kini telah membusuk tebarkan aroma, 
Para pembenci-Mu meyakininya sebagai derma,
Sedangkan sejatinya Dajjal telah menjelma, dan memenuhi hampir setiap rumah.

Tuhan-tuhan baru bermunculan di bumi atas nama sihir peradaban,
wajah-wajah tanpa dosa terpaku dengan layar televisi didepan,
dimana engkau wahai ayah bunda?
yang miskin keteladanan, yang ada hanya harta telah dipertuhankan .

Mesjid-mesjid-Mu kini telah kalah, 
Film-film kartun menepuk dada,
dan sendi-sendi agamapun lemah, 
serta pencinta-Mu pun menyerah.

Ya Allah...
Malaikat-Mu tentu telah sampaikan apa yang terjadi pada manusia bumi,
kidung suci nan syahdu dirumah-rumah hampir tak terdengar lagi,
yang ada,kerasnya suara televisi dan berita para selebriti,
dan konon...syaitanpun menganggur lagi.

Ya Allah...
inikah pertanda akhir zaman?
kala kejahatan telah menjadi tuman,
dan para pencinta-Mu terkucil tiada teman, layu jatuh ke bumi bagaikan sekuntum mawar ditaman.

tadi, kulihat seorang anak pulang dari mesjid sendiri,
katanya ayahnya belum pulang dari pergi mencari rezeki,
Sungguh,apakah tak disadari bahwa siang telah berganti malam hari ,
Serta lupa dengan segenap kewajiban yang Engkau amanahkan kepada diri.

Kadang putra-putri tercinta merasa rindu,
Bangun malam bersama ayah tercinta resapi dinginnya wudhu,
dan tatkala sang Putra sampaikan keinginan dengan wajah tertunduk malu,
Para ayah dan ibupun lemparkan jawaban dengan berbagai alasan yang tak menentu.

Semua berubah,
zamanpun telah menua,
dan kehancuran ada didepan mata,
Berturut-turut datang musibah dan petaka.

Ya Allah...
Tatkala dunia telah mendekati sekarat,
dan menjelang matahari terbit dari barat,
kurindukan Al Mahdi si pencinta akherat,
untuk bawa cahaya-Mu kembali semburat.

Hamba rindu...
Peradaban ini akan kembali berorientasi pada kehidupan akherat,
bagaikan teguhnya iman didada kaum nuh ketika perahu mendarat di gunung ararat,
Yang dibangkitkan-Nya kesadaran setelah dilanda banjir dahsyat,
Ya Allah...kami telah sekarat.

Sabtu, 19 Desember 2015

Renungan Pagi


Pandanglah bunga-bunga yang bertebaran indah hiasi taman-taman manusia.
Pagi datang, harum bangkitkan semangat kumbang ‘tuk mengembara.
Menjadi sumber inspirasi bagi para pujangga ‘tuk lukisan ribuan kata.
Dan menghibur sejenak para jiwa manusia yang sedang dilanda duka.
*****
Petang tiba, panas sang surya membakar dan bunga pun layu terkulai.
Tiada lagi kekaguman atau tangan-tangan halus yang datang membelai.
Tiada lagi puji dan sanjung,sunyi kemudian jatuh ke bumi hancur terurai.
Dan segala gambaran tentang keindahan dan keharumannya pun selesai.
****
Itulah inti rahasia kehidupan dengan segala jenis manusia.
Ada yang melihatnya begitu manis bagaikan semut melihat gula.
Kurbankan persaudaraan dan kebaikan hati demi jabatan dan harta.
Dan jiwa yang bersih pun tega untuk dikotori karena prasangka semata.
*****
Ada yang hadir di bumi sebagai pengembara yang dalam persinggahan.
Mereka takut saat kembali kelak terlalu banyak membawa beban.
Takut terjebak dalam beratnya godaan dan perangkap syaitan.
Dan jadikan dirinya selalu berusaha hidup dalam tuntunan.
******
Ada pula mereka yang lihat dunia bagai bangkai yang lezat.
Seperti terasi yang berbau busuk namun di lidah begitu nikmat.
Menyadari, didalam harta dan jabatan tersembunyi hal-hal jahat.
Sehingga selalu menjaga diri demi kesenangan abadi kelak di akherat.
******
Kesenangan, kesedihan, kaya dan miskin hanyalah permainan rasa.
Pesona penciptaan hanyalah tipuan indah dalam pandangan mata.
Sebentar. Bak bunga yang mekar sejenak dan layu tanpa daya.
Sebagai wujud permainan rasa ‘tuk hilangkan kepenatan jiwa.
*****
Pagi datang, mentari cerah, semangat lahir dalam kekuatan.
Siang hadir, mentari terik, aktivitas diri datangkan kepenatan.
Petang pun menghadang, bersiap diri kembali dalam keletihan.
Demikianlah dalam kefanaan semesta terjadi siklus kehidupan.
*****
Tiada keabadian dalam kefanaan, tiada malam bercampur siang.
Waktu berlalu, siapapun di dunia harus pergi seperti ia datang.
Tiap makhluk hidup akan terpisah kembali daging dan tulang.
Kembali ke asalnya bagai musafir yang pasti akan pulang.
Ke tempat jauh, lampaui cakrawala dan bintang-bintang.

Gulee Plik Ngon Timphan Kon Ngon Keju dan KFC

Tgk H Muhammad Yusuf A Wahab atau yang sering disapa Tu Sop mengatakan bahwa dalam menyelesaikan problematika ummat Islam hari ini, haruslah melalui cara pandang islami bukan dengan menggunakan cara pandang yang tak sesuai dengan Islam. -*-****** “Persoalan kita hari ini adalah masyarakat kita yang mudah disesatkan, oleh politik dan kepentingan-kepentingan lainnya yang menjajah. Ini berhasil karena masyarakat kita tak punya cara pandang sendiri. Kita tak mampu memandang suatu persoalan dengan perspektif Islam dan tak mampu melihat Islam itu sebagai suatu solusi general,” kata Tu Sop. ***** Menurunya, pemikiran non muslim terlalu dipercaya oleh pemimpin dan masyarakat, sehingga pemikiran Islam mulai ditinggalkan. **** “Maka tugas kita hari ini sudah seharusnya menghargai kepemilikan kita sendiri, khususnya khazanah Islam, ilmuan-ilmuan Islam. Jangan anggap milik sendiri sudah tak berharga. Harus ingat, kita besar karena ‘kuah pliek’ dan ‘timphan’, bukan karena keju dan KFC. Kita harus mampu melihat bahwa semua persoalan ada solusinya di dalam ajaran Islam,” jelasnya. -**** Pimpinan Pesantren Babussalam Al-Aziziyah ini mengatakan, “boleh datangkan ilmuan-ilmuan non Islam ke Aceh jika kita sudah mampu mengajarkan Islam kepada seluruh masyarakat kita. Jika belum, maka berguru kepada non Muslim, atau mendatangkan non muslim untuk mengajarkan kita dalam persoalan keIslaman adalah suatu tindakan yang sembrono dan spekulasi karena ini adalah seperti menanam benih di tanah yang gersang,” lanjutnya. **** “Masyarakat kita belum kuat cara pandangnya terhadap Islam. Sebab itu jangan berikan cara pandang lain kepada mereka!, tugas besar hari ini bagi semua kalangan, dakwahkan masyarakat agar mereka memiliki cara pandang yang benar sesuai perspektif Islam dalam memandang persoalan apapun. Ini tugas besar dan penting!,” tutup Tu Sop.

Pandangan Abu Mudi Terhadap ISIS




Sejak awal pun sebenarnya Abu Mudi telah bersikap dan memberi pandangan terhadap siapa ISIS itu, sebagaimana berbagai penjelasannya baik di kesempatan pengajian Tastafi di Mesjid Raya Baiturrahman (MRB) maupun pertemuan di tempat-tempat lainnya.

Dan sekarang pun menurut sebuah informasi dari situs beritaaceh di link ini http://suaraaceh39.blogspot.co.id/ mengabarkan Abu Mudi telah mengarang sebuah buku kecil dalam rangka menolak keberadaan ISIS yang menjadi kontradiksi bagi umat lslam, bahkan Beliau mengklaim ISIS sebagai khawarij di masa kini.

Bahkan Saya sendiri pun saat pengajian Tastafi di MRB dengan telinga ini pernah mendengar penjelasan Abu Mudi terhadap ISIS, mengatakan "ISIS adalah sebuah gerakan kelompok yang radikal, dan radikal itu tercela dalam lslam".
Lalu mengapa juga sebagian umat lslam Aceh ada yang simpati dan membela ISIS, itu kemungkinan kurangnya publikasi media-media cetak atau tulis mengambil dan mempublikasikan informasi demikian.

Apabila Abu MUDI telah menolak akan ISIS, maka ini menjelaskan ulama-ulama besar lainnya di Aceh juga sepakat dengannya. Di samping Beliau sebagai seorang tokoh yang berdedikasi di dayah Mudi Mesra Samalanga, Beliau juga sekarang memimpin perhimpunan ulama-ulama dayah di Aceh atau HUDA.
Kemudian di lembaga ulama di pemerintahan (MPU) Aceh pun sejak awal telah menolak ideologi dan gerakan ISIS tersebut. Bahkan MPU melarang jika ada rasa cinta dalam hati muslim Aceh kepada organisasi yang katanya "Daulah Islamiah" itu.

Dalam hadist Nabi mengancam khusus kepada sesiapa yg menjauhkan diri dari para 'ulama, dan baginda Nabi Saw juga telah mengisyaratkan bahwa akan muncul Khawarij di akhir zaman dengan mengusung Bendera Tauhid.

Maka berhati-hatilah kita dalam memilih dan memilah informasi serta gerakan orang-orang yang suka mengaku-ngaku diri sebagai mujahidin. —

Renungan Kubur (1)

Kutatap kubur sunyi yang berderet di tengah kesunyian malam.
Entah siapa mereka itu yang pernah hadir hiasi masa-masa silam.
Ada yang hidupnya bergelimang harta berhiaskan mutu manikam.
Ada diantaranya penguasa yang tangannya begitu bengis dan kejam.
******
Kemana mereka semua kini berada?
di kedalaman tanah tak bertuan.
Bahkan kadang hanya sendirian saja menjadi hiasan taman-taman.
Decak kekaguman dan ketundukan para punggawa tinggal impian.
Dan anak turunannya saling berseteru memperebutkan warisan.
*******
Kejayaan duniawi? hanya impian kosong yang tak bermakna.
Setelah didapat, bak untai mutiara yang kehilangan pesona.
Dalam kubur yang sunyi hanya menangis dan sesal merana.
Karena sadar telah ditipu oleh mainan & kepalsuan dunia.
******
Daku bertanya padamu?kemana sorot matamu yang dulu begitu licik?
Dimana otakmu yang dahulu begitu pintar menebar fitnah dan intrik?
Mana kefasihan lidahmu sehingga kebenaran yang ada di bolak-balik?
Mana tumpukan uangmu yang dahulu selalu kau hitung dengan asyik?
*******
Jadi apa kini airmata mereka yang dahulu engkau zalimi.
Mendapat balasan apa janji-janji yang tak engkau tepati.
Memperoleh ganjaran apa amanah-amanah yang dikhianati.
Dan memberimu kebaikan apa mereka yang telah kau sakiti?
******
Kini dikubur sunyi, tak kulihat beda pengemis dan penguasa.
Sama pula kubur para penyeru kebenaran dan para pendosa.
Bila telah berbuat kebaikan, akan dikenang orang segala jasa.
Namun keburukan dan kejahatan selamanya selalu dinista.
*****
Kepada diri sendiri, seorang hamba yang lemah berpesan.
Bahwa segala yang indah di mata hanyalah sekedar hiasan.
Yang berguna setelah terbaring di kubur sunyi hanya kebaikan.
Sebagai bekal kelak di alam kekal yang sungguh tiada kefanaan.
*******
Berhati-hati dengan kekuasaan yang didalamnya penuh amanah.
Apalah lagi berbuat zalim kepada mereka yang tak bersalah.
Membuat yang lemah jadi menangis berurai airmata darah.
Karena kelak mereka akan menuntut keadilan disisi Allah.
******
Wahai diri, Sadarlah.

Renungan Untuk Kekasih (1)


Wahai Kekasih Allah,...
****
Setiap kata yang akan kutulis, daku berhenti.
Kuulang dan kuulang berkali-kali namun kuhapus kembali.
Tak sanggup diri yang tiada makna tuliskan keagungan sebuah pribadi.
Yang sepanjang hidup senantiasa agungkan kebesaran Ilahi yang Maha Suci.
****
Engkau diturunkan kedunia fana dengan ketiadaan kasih sayang seorang ayah.
Diusia muda habiskan waktu bermain di gurun sunyi sebagai gembala.
Berteman bintang-bintang nun jauh di ujung cakrawala.
Renungkan tinggi dan agungnya Sang Pencipta.
*******
Sebuah tradisi kesucian diri yang jauh dari pesta pora,
Dan jiwa selembut salju penuh kasih sayang terhadap saudara.
Tegas dan berani nyatakan kebenaran walaupun harus bergelimang darah.
Tak pernah takut pada ancaman dan marabahaya yang setiap saat datang mendera.
******
Dalam kelahiranmu yang padamkan dahsyatnya kobaran Api Abadi di Kerajaan Persia.
Mengejutkan para Rabi Yahudi yang hijrah ke Madinah untuk mengejar datangnya.
Engkau besar di tengah gurun sepi dari maksiat peradaban oleh Halimatus Sakdiah.
Berteman indahnya penciptaan Ilahi yang belum ternoda tangan-tangan manusia.
*****
Wahai kekasih Allah yang tak pernah letih untuk per juangkan cahaya kebenaran-Nya.
Hidupmu bagai mutiara yang tak pernah pudar sepanjang dunia masih ada.
Setiap tingkah lakumu menjadi teladan utama bagi para pencinta.
Dan ucapanmu acuan pada setiap hamba yang taqwa.
*****
sungguh betapa indahnya,
Tatkala hamba yang dicintai-Nya hampir tak tidur bermunajad dengan tangisnya.
Dadanya bergemuruh bagaikan badai ungkapkan kasih dan harap pada khalik-Nya.
Memohon rahmat dan kebaikan selalu beserta umat yang akan ditinggalkannya.
Karena keadaan akhir zaman telah digambarkan Tuhannya didepan mata sucinya.
Sungguh besar cintanya.
******
Manakala dilihatnya bilal tercekik ditengah himpitan batu panas ditengah gurun.
Airmatanya mengalir sambil sampaikan kelak diakherat akan bersamanya dihimpun.
Dan pada puncaknya dia pun hijrah ke madinah lalui terik dan ganasnya badai gurun.
Sebagai ketaatan dan ridha terhadap perintah kekasihnya yang Maha Pengampun.
******
Kekasih...
Shalawat dan salam dari umatmu yang hanya sebutir debu.
Yang tiada arti dibanding sahabat dan pengikutmu di masa lalu.
Yang hanya mampu meratap dan merengek pada-Nya sambil tersedu.
Yang hidup dalam peradaban zaman penuh maksiat dan penyimpangan prilaku.
*****
Tatkala hamba coba bandingkan prilaku generasi ini dengan para pendahulu.
Hanya ada kerak dan penyimpangan membuat hamba tertunduk malu.
Bagai bandingkan ringan dan hampanya buih dan padatnya batu.
Atau lambannya kura-kura dengan cepatnya desingan peluru.
*******
Kekasih,
hamba hanya debu,
namun hamba rindu.